Jumat, 30 Oktober 2015

Faktor Penyulit persalinan Kala II Distosia Bahu

FAKTOR  PENYULIT PERSALINAN DISTOSIA BAHU
Disusun Oleh:
Pramesti Linggar Gusmareta
039.01.01.14 (B)

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Askeb Persalinan
Sebagai Ujian Akhir Semester (UAS)
Dosen : Moudy E.U Djami,  MMPd,  MKM, Mkeb




       MENGENALI MASALAH DAN PENYULIT SECARA DINI (PENAMPISAN)
Persalinan adalah proses alamiah dimana terjadi dilatasi serviks, lahirnya kepala bayi dan plasenta dari Rahim ibu. Namun penolong harus tepat waspada terhadap masalah atau penyulit yang yang mungkin terjadi.Yang harus diingat penolong bahwa “menunda pemberian asuhan kegawat daruratan akan meningkatkan resiko kematian dan kesakitan ibu dan bayi baru lahir”. Jadi selama anamnesis dan pemeriksaan fisik, penolong waspada terhadap indikasi-indikasi dibawah ini dan melakukan tindakan segera.

Berikut ini adalah table indikasi untuk melakukan tindakkan dan / atau rujukan segera selama kala satu persalinan.

TEMUAN-TEMUAN
RENCANA UNTUK ASUHAN ATAU PERAWATAN
Riwayat bedah sesar . 
  Segera rujuk ibu kefasilitas yang mempunyai kemampuan untuk melakukan bedah saesar
      Damping ibu ketempat rujukan, berikan dukungan dan semangat.

Perdarahan pervaginam selain bercampur lender dan darah (show)
Jangan melakukan pemeriksaan dalam:

          Baringkan ibu kesisi kiri
        Pasang infus berdiameter besar (ukuran 16 atau 18) dan berikan RL atau cairan NaCL
      Segera rujuk ke fasilitas yang memiliki kemampuan SC
        Damping ibu ketempat rujukan

Kurang dari 37 minggu (persalinan kurang bulan)
     Segera rujuk ibu ke fasilitas yang lengkap
      Damping ibu ketempat rujukan
Ketuban pecah disertai dengan keluarnya meconium yang kental .
      Baringkan ibu kesisi kiri
       Dengar DJJ tiap 15 menit
           Segera rujuk ibu
       Damping ibu ketempat rujukkan
Ketuban pecah bercampur dengan sedikit meconium disertai tanda gawat janin. 
Pantau DJJ setiap 15 menit, bila ada tanda-tanda gawat janin lakukan asuhan yang sesuai.

Gawat janin( DJJ< 100 atau>180 pada dua kali penelitian dengan jarak 5 menit.
      Baringkan ibu miring kiri dan ajurkan untuk bernapas secara teratur.
      Pasang infus menggunakan jarum besar dan berikan RL atau NaCL dengan tetesan 125 ml/jam.
       Segera Rujuk dan damping ibu.
Ketuban telah pecah (lebih dari 24 jam) atau ketuban pecah pada kehamilan kurang bulan (<37 mg)
.      Segera rujuk kefasilitas yang lebih lengkap
        Damping ibu.

Tanda atau gejala infeksi
         Temperature >38 c
         Menggigil
         Nyeri abdomen
        Cairan ketuban berbau

         Baringkan ibu  miring kekiri
        Pasang infus menggunakan jarum besar berikan RL/NaCL 125 tts/jam 
      Jika mungkin berkaitan berikan dosisi awal 4g MgSO4 50% (5 g IM pada bokong kiri dan kanan)..
         Segera rujuk ibu dan damping.

TFU 40 cm atau lebih (makrosemia, polihidamnisiosis, kehamilan ganda).

1.      Segera rujuk kefasilitas yang mampu untuk melakukan SC
         Damping ibu ketempat rujakan

Primpipara dalam fase aktiv dengan palpasi kepala janin masih 5/5
1.      Baringkan ibu miringkan kekiri      Segera rujuk dan damping ibu

Presentasi bukan belakang kepala
Presentasi ganda (majemuk)
        Baringkan ibu miring kiri
        Segera rujuk ibu dan dampingi

Tali pusat menumbang (jika tali pusat masih berdenyut)
1.      Gunakan sarung tangan DTT, letakan tangan satu tangan di vagina dan jauhkan kepala janin dari tali pusat janin. Gunakan tangan yang lain pada abdomen untuk membantu menggeser bayi dan menolong bagian terbawah bayi tidak menekan tali pusat. Segera rujuk dan damping ibu.
Tanda dan gejala syok :
Nadi cepat, lemah (lebih dari 110 kali/menit).
     TD rendah (distolik kurang dari 90)    Pucat
       Berkeringat atau kulit lembab dan dingin
     Nafas cepat (>30 kali/menit) 
  Cemas, bingung atau tidak sadar      Produksi urine sedikit (kurang dari 30 ml/jam)
         Baringkan ibu miring kekiri
2.  Jika mungkin naikan kedua ibu untuk meningkatkan aliran darah kejantung
      Pasang infus dengan ukuran jarum besar dan berikan RL atau NaCL. Satu liter dalam waktu 15-20 menit ; jika mungkin infus kan 2 liter dalam waktu 2 jam pertama, kemudian turunkan tetesan menjadi 125 ml/jam
        Rujuk dan segera damping ibu

Tanda dan gejala persalinan faselaten memanjang:
    Pembukaan serviks kurang dari 4 cm setelah 8 jam
        Kontraksiteratur
Segera rujuk dan damping ibu
Tanda dan gejala belum inpartu:
        Kurang dari 2 kontraksi dalam 10 menit, berlangsung kurang dari 20 detik
    Tidak ada perubahan serviks dalam waktu 1 – 2 jam.

       Anjurkan ibu untuk minum dan makan
  Anjurkan untuk bergerak bebas dan leluasa
3.      Jika kontraksi menghilang dan tidak ada perubahan serviks, evaluasi DJJ, jika tidak ada tanda-tanda kegawat daruratan persilahkan ibu pulang. Informasikan untuk cukup makan dan minum, datang untuk mendapatkan asuhan jika terjadi peningkatan frekuensi dan lama kontraksi.
Tanda dan gejala partus lama:
       Pembukaan serviks mengarah kesebelah garis kanan waspada (patograf)
       Pembukaan serviks kurang dari 1 cm per jam.
   Kurang dari kontraksi dalam waktu 10 menit masing-masing kurang dari 40 dtk
      Segera rujuk ibu kefasilitas yang lebih mampu.
        Damping ibu ketempat rujukan.

 DISTOSIA BAHU
Distosia bahu terjadi 1 dalam 300 kelahiran dan asso diasosiasikan dengan kematian perinatal tinggi dan morbiditas bahkan ketika dikelola dengan tepat [1]. The Rahasia Enquiry ke lahir mati dan kematian di Bayi (CESDI) Laporan pada tahun 1998 mengidentifikasi bahwa 47% dari bayi dengan bahu distosia meninggal dalam waktu 5 menit dari kepala yang telah dijalankan
Ered [2]. 


1.      Definisi
     Adalah kelahiran kepala janin dengan bahu anterior macet di atas symphisis pubis dan tidak bisa masuk melalui pintu bawah panggul. Bahu posterior tertahan di atas promontorium bagian atas.

2.      Predisposisi distosia bahu
a)      Ibu mengalami DM . Kemungkinan terjadi makrosomia(bb janin lebih dari 4000gr) pada janin.
b)      Adanya janin gemuk pada riwayat persalinan terdahulu
c)      Riwayat kesehatan keluarga inu kandung ada DM.
d)     Ibu mengalami obesitas sehingga ruang gerak janin ketika melewati jalan lahir lebih sempit karena ada jaringan berlebih pada jalan lahir dibanding ibu yang tidak mengalami obesitas.
e)      Riwayat janin tumbuh terus dan bertambah besar setelah kelahiran
f)       Hasil USG mengindikasikan adanya makrosomia/janin besar.
g)      Adanya riwayat distoria bahu pada persalinan yang terdahulu.
Distosia bahu sering terjadi pada persalinan dengan tindakan cunam tengah atau pada gangguan persalinan kala l dan ll yang memanjang.

3.      Tanda-tanda distosia bahu
a)      Kepala bayi tidak melakukn putaran paksi luar
b)      Kepala bayi keluar kemudian tertarik kembali ke dalam vagina
c)      Bahu bayi tidak lahir
Penelitian yang dilakukan dengan metode evidence based menyimpulkan :
a)      Sebagian besar kasus distosia bahu tidak dapat diramalkan atau dicegah
b)      Tindakan sc yang dilakukan pada semua pasien makrosomia adalah berlebihan kecuali sudah melebihi 5000gr atau lebih dari 4500gr.
4.      Komplikasi
a)      komplikasi distosia bahu pada janin
1)      Terjadi peningkatan insidensi kesakitan dan kematian intrapartum.
2)      Kerusakan syaraf
b)      Komplikasi distoksia bahu pada ibu
1)      Laserasi daerah perineum dan vagina yang luas
2)      Gangguan psikologi sebagai dampak dari pengalaman persalinan yang traumatik.
3)      Depresi jika janin cacat atau meninggal.
5.      Penatalaksanaan distosia bahu
Hal-hal yang dapat dilakukan dalam penatalaksanaan distosia bahu antara lain :
a)        Kesigapan dan keterampilan penolong persalinan dalam mengatasi distosia bahu sangat diperlukan.
b)        Melakukan traksi curam bawah sambil meminta ibu meneran.
c)        Pakai sarung tangan DTT atau steril
d)       Lakukan episiotomi secukupnya
e)        Setelah membersihkan mulut dan hidung anak . lakukan upaya untuk melahirkan bahu anterior dari simfisis pubis dengan berbagai menuver:
1)      Penekanan ringan pada suprapubik
2)      Manuver Mc Robert
3)      Manuver Wood
4)      Persalinan bahu belakang.
5)      Manuver Rubin
6)  Pematahan klavikula dilakuan dengan menekan klavikula anterior ke arah sympisis pubis
7) Kleidotomi dilakukan pada janin mati yaitu dengan cara menggunting klavikula. 




Manuver McRobert ini menjadi single intervensi yang paling efektif harus dilakukan pertama. Jika sebuah Manuver McRobert adalah manipula- internal yang berhasiltion disarankan [3].  Pengiriman lengan posterior adalah metode yang direkomendasikan manipulasi internal untuk mandat
usia distosia bahu [3-5].  Dalam hal ini mantan pasien hibited beberapa faktor risiko untuk distosia bahu, yaitu obesitas dan grand-mulitparity. Sayangnya ini juga meningkatkan morbiditas terkait dengan operasi caesar dan pengiriman sehingga vagina dianggap sebagai pilihan yang lebih aman.
Oleh karena itu sangat penting bahwa staf di bangsal persalinan kompeten dalam menangani keadaan darurat obstetrik seperti sebagai distosia bahu sesuai pedoman klinis .
Terlepas dari biologi, kimia, psikologis dan bahaya kerja kebidanan, ada yang tumbuh-bukti
dence dari luka fisik yang diderita di tempat kerja. Musculo-
cedera tulang terdiri kelompok terbesar kedua [6]. Cedera fisik seperti jari deformitas palu sus-tained oleh dokter sementara melakukan manuver untuk pengiriman lengan posterior belum pernah dilaporkan dalam literatur. Cedera ini terjadi karena pecahnya ekstensor tendon digital dekat penyisipan ke distal phalynx atau sekunder untuk fraktur dasar [7]. 
Meskipun sering terlihat pada atlet, itu juga dapat hasil dari trauma yang tidak bersalah dan dapat menyebabkan per-kecacatan yang permanen jika pengobatan tidak dicari atau ditunda [8].
Cedera tempat kerja memiliki dampak yang besar pada staf masa sakit
ness ketidakhadiran yang pada gilirannya memiliki bantalan yang signifikan pada
penyediaan layanan dalam sistem kesehatan.




 Antara April dan Juni 2009, rata-rata penyakit tingkat ketidakhadiran untuk NHS di Inggris adalah 4,05%. Tinggi yang nomor est dilaporkan dalam asisten kesehatan, keperawatan dan staf kebidanan. Penyakit tidak adanya yang paling dilaporkan di profesional medis dan gigi. Dalam kasus ini dijelaskan, dokter kandungan tidak mampu melaksanakan setiap du- klinis ikatan termasuk panggilan dan rawat jalan selama enam minggu. Kasus ini menambah daftar tumbuh cedera oleh dokter kandungan dan profesional lainnya dalam perawatan bersalin. Beberapa cedera umum termasuk kembali strain, leher, tangan dan lengan cedera regangan berulang berkelanjutan selama opera-pengiriman tive. Saat ini tidak ada cara untuk menghindari ini cedera yang berpotensi dapat menyebabkan cacat jangka panjang.Darurat latihan Obstetric fokus pada ibu dan janin kesejahteraan, tapi mungkin pelatihan harus diperluas ke meliputi meminimalkan risiko untuk petugas kesehatan. Kesehatan staf perawatan secara umum harus mengambil tanggung jawab pribadi dalam melaporkan cedera ini berkelanjutan di tempat kerja sehingga mereka dapat didukung dan disarankan oleh kesehatan kerja departemen. Mengambil tanggung jawab untuk melaporkan insiden ini juga menyiratkan kejujuran dan profesionalisme sehubungan dengan sikap petugas kesehatan. Pelaporan kerja di-juri memfasilitasi staf untuk mendapatkan dukungan yang diperlukan selama ketidakhadiran mereka dari pekerjaan dan ketika mereka kembali bekerja. 



REFERENSI
[1] Gherman, RB, Chauhan, S., Ouzounian, JG, Lerner, H.,
Gonik, B. dan Goodwin, TM (2006) Distosia bahu:
The darurat obstetrik unpreventable dengan empirik
pedoman manajemen. American Journal of Obstetrics
dan Ginekologi, 195, 657-672.
[2] Focus Group Distosia Bahu (1998) en- Rahasia
quiries ke lahir mati dan kematian pada bayi. Kelima tahunan
laporan. Kesehatan Ibu dan Anak Research Consortium,
London, 73-79.
[4] Naef, RW dan Morrison, JC (1994) Pedoman
manajemen distosia bahu. Journal of Perinatol-
ogy, 14, 435-441.
[5] Levy, BS, Wegman, DH, Baron, SL dan Sohas, RK
(2000) kesehatan kerja, mengenali dan mencegah
pekerjaan penyakit terkait dan cedera. 4 Edition, Williams
dan Wilkins, Lippincot.
[6] Mallet fraktur.
[7] Maitra, A. dan Dorani, B. (1993) The memperlakukan konservatif
ment jari palu dengan belat sederhana: Sebuah laporan kasus.
Archives of Emergency Medicine, 10, 244-248.
[8] Kantor Nasional Audit (2003) Sebuah tempat yang lebih aman untuk bekerja: Im
membuktikan pengelolaan risiko kesehatan dan keselamatan untuk staf
di percaya NHS. Nasional Laporan Kantor Audit.
[9] Sickness Tarif Absen di NHS (2009) Eksperimental
statistik. NHS Information Centre, Tenaga Kerja da