FAKTOR PENYULIT PERSALINAN DISTOSIA BAHU
Disusun Oleh:
Pramesti Linggar Gusmareta
039.01.01.14 (B)
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Askeb Persalinan
Sebagai Ujian Akhir Semester (UAS)
Dosen : Moudy E.U Djami, MMPd, MKM, Mkeb
Disusun Oleh:
Pramesti Linggar Gusmareta
039.01.01.14 (B)
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Askeb Persalinan
Sebagai Ujian Akhir Semester (UAS)
Dosen : Moudy E.U Djami, MMPd, MKM, Mkeb
MENGENALI
MASALAH DAN PENYULIT SECARA DINI (PENAMPISAN)
Persalinan adalah proses alamiah dimana terjadi
dilatasi serviks, lahirnya kepala bayi dan plasenta dari Rahim ibu. Namun penolong
harus tepat waspada terhadap masalah atau penyulit yang yang mungkin terjadi.Yang
harus diingat penolong bahwa “menunda pemberian asuhan kegawat daruratan akan meningkatkan
resiko kematian dan kesakitan ibu dan bayi baru lahir”. Jadi selama anamnesis
dan pemeriksaan fisik, penolong waspada terhadap indikasi-indikasi dibawah ini dan
melakukan tindakan segera.
Berikut ini adalah table indikasi untuk
melakukan tindakkan dan / atau rujukan segera selama kala satu persalinan.
TEMUAN-TEMUAN
|
RENCANA UNTUK ASUHAN
ATAU PERAWATAN
|
Riwayat bedah sesar .
|
Segera
rujuk ibu kefasilitas yang mempunyai kemampuan untuk melakukan bedah saesar
Damping
ibu ketempat rujukan, berikan dukungan dan semangat.
|
Perdarahan pervaginam
selain bercampur lender dan darah (show)
|
Jangan
melakukan pemeriksaan dalam:
Baringkan
ibu kesisi kiri
Pasang
infus berdiameter besar (ukuran 16 atau 18) dan berikan RL atau cairan NaCL
Segera
rujuk ke fasilitas yang memiliki kemampuan SC
Damping
ibu ketempat rujukan
|
Kurang
dari 37 minggu (persalinan kurang bulan)
|
Segera
rujuk ibu ke fasilitas yang lengkap
Damping
ibu ketempat rujukan
|
Ketuban
pecah disertai dengan keluarnya meconium yang kental .
|
Baringkan
ibu kesisi kiri
Dengar
DJJ tiap 15 menit
Segera
rujuk ibu
Damping
ibu ketempat rujukkan
|
Ketuban pecah bercampur
dengan sedikit meconium disertai tanda gawat janin.
|
Pantau DJJ setiap 15
menit, bila ada tanda-tanda gawat janin lakukan asuhan yang sesuai.
|
Gawat
janin( DJJ< 100 atau>180 pada dua kali penelitian dengan jarak 5 menit.
|
Baringkan
ibu miring kiri dan ajurkan untuk bernapas secara teratur.
Pasang
infus menggunakan jarum besar dan berikan RL atau NaCL dengan tetesan 125
ml/jam.
Segera
Rujuk dan damping ibu.
|
Ketuban telah
pecah (lebih dari 24 jam) atau ketuban pecah pada kehamilan kurang bulan (<37
mg)
|
. Segera
rujuk kefasilitas yang lebih lengkap
Damping
ibu.
|
Tanda atau gejala
infeksi
Temperature
>38 c
Menggigil
Nyeri
abdomen
Cairan
ketuban berbau
|
Baringkan
ibu miring kekiri
Pasang
infus menggunakan jarum besar berikan RL/NaCL 125 tts/jam
Jika
mungkin berkaitan berikan dosisi awal 4g MgSO4 50% (5 g IM pada bokong kiri dan
kanan)..
Segera
rujuk ibu dan damping.
|
TFU 40 cm atau lebih
(makrosemia, polihidamnisiosis, kehamilan ganda).
|
1. Segera
rujuk kefasilitas yang mampu untuk melakukan SC
Damping
ibu ketempat rujakan
|
Primpipara
dalam fase aktiv dengan palpasi kepala janin masih 5/5
|
1. Baringkan
ibu miringkan kekiri Segera
rujuk dan damping ibu
|
Presentasi bukan
belakang kepala
Presentasi
ganda (majemuk)
|
Baringkan
ibu miring kiri
Segera
rujuk ibu dan dampingi
|
Tali
pusat menumbang (jika tali pusat masih berdenyut)
|
1. Gunakan
sarung tangan DTT, letakan tangan satu tangan di vagina dan jauhkan kepala janin
dari tali pusat janin. Gunakan tangan yang lain pada abdomen untuk membantu menggeser
bayi dan menolong bagian terbawah bayi tidak menekan tali pusat. Segera rujuk
dan damping ibu.
|
Tanda dan gejala syok
:
Nadi
cepat, lemah (lebih dari 110 kali/menit).
TD
rendah (distolik kurang dari 90) Pucat
Berkeringat
atau kulit lembab dan dingin
Nafas
cepat (>30 kali/menit)
Cemas,
bingung atau tidak sadar Produksi
urine sedikit (kurang dari 30 ml/jam)
|
Baringkan
ibu miring kekiri
2. Jika
mungkin naikan kedua ibu untuk meningkatkan aliran darah kejantung
Pasang
infus dengan ukuran jarum besar dan berikan RL atau NaCL. Satu liter dalam waktu
15-20 menit ; jika mungkin infus kan 2 liter dalam waktu 2 jam pertama,
kemudian turunkan tetesan menjadi 125 ml/jam
Rujuk
dan segera damping ibu
|
Tanda dan gejala persalinan
faselaten memanjang:
Pembukaan
serviks kurang dari 4 cm setelah 8 jam
Kontraksiteratur
|
Segera
rujuk dan damping ibu
|
Tanda dan gejala belum
inpartu:
Kurang
dari 2 kontraksi dalam 10 menit, berlangsung kurang dari 20 detik
Tidak
ada perubahan serviks dalam waktu 1 – 2 jam.
|
Anjurkan
ibu untuk minum dan makan
Anjurkan
untuk bergerak bebas dan leluasa
3. Jika
kontraksi menghilang dan tidak ada perubahan serviks, evaluasi DJJ, jika tidak
ada tanda-tanda kegawat daruratan persilahkan ibu pulang. Informasikan untuk cukup
makan dan minum, datang untuk mendapatkan asuhan jika terjadi peningkatan frekuensi
dan lama kontraksi.
|
Tanda dan gejala
partus lama:
Pembukaan
serviks mengarah kesebelah garis kanan waspada (patograf)
Pembukaan
serviks kurang dari 1 cm per jam.
Kurang
dari kontraksi dalam waktu 10 menit masing-masing kurang dari 40 dtk
|
Segera
rujuk ibu kefasilitas yang lebih mampu.
Damping
ibu ketempat rujukan.
|
DISTOSIA BAHU
Distosia bahu terjadi 1 dalam 300
kelahiran dan asso diasosiasikan dengan kematian
perinatal tinggi dan morbiditas bahkan ketika dikelola dengan tepat [1]. The
Rahasia Enquiry ke lahir mati dan kematian di
Bayi (CESDI) Laporan pada tahun 1998 mengidentifikasi
bahwa 47% dari bayi dengan bahu distosia meninggal dalam waktu 5
menit dari kepala yang telah dijalankan
Ered [2].
1.
Definisi
Adalah kelahiran kepala janin dengan bahu
anterior macet di atas symphisis pubis dan tidak bisa masuk melalui pintu bawah
panggul. Bahu posterior tertahan di atas promontorium bagian atas.
2.
Predisposisi
distosia bahu
a) Ibu
mengalami DM . Kemungkinan terjadi makrosomia(bb janin lebih dari 4000gr) pada
janin.
b) Adanya
janin gemuk pada riwayat persalinan terdahulu
c) Riwayat
kesehatan keluarga inu kandung ada DM.
d) Ibu
mengalami obesitas sehingga ruang gerak janin ketika melewati jalan lahir lebih
sempit karena ada jaringan berlebih pada jalan lahir dibanding ibu yang tidak
mengalami obesitas.
e) Riwayat
janin tumbuh terus dan bertambah besar setelah kelahiran
f) Hasil
USG mengindikasikan adanya makrosomia/janin besar.
g) Adanya
riwayat distoria bahu pada persalinan yang terdahulu.
Distosia bahu
sering terjadi pada persalinan dengan tindakan cunam tengah atau pada gangguan
persalinan kala l dan ll yang memanjang.
3.
Tanda-tanda
distosia bahu
a) Kepala
bayi tidak melakukn putaran paksi luar
b) Kepala
bayi keluar kemudian tertarik kembali ke dalam vagina
c) Bahu
bayi tidak lahir
Penelitian yang dilakukan dengan metode evidence
based menyimpulkan :
a) Sebagian
besar kasus distosia bahu tidak dapat diramalkan atau dicegah
b) Tindakan
sc yang dilakukan pada semua pasien makrosomia adalah berlebihan kecuali sudah
melebihi 5000gr atau lebih dari 4500gr.
4.
Komplikasi
a) komplikasi
distosia bahu pada janin
1) Terjadi
peningkatan insidensi kesakitan dan kematian intrapartum.
2) Kerusakan
syaraf
b) Komplikasi
distoksia bahu pada ibu
1) Laserasi
daerah perineum dan vagina yang luas
2) Gangguan
psikologi sebagai dampak dari pengalaman persalinan yang traumatik.
3) Depresi
jika janin cacat atau meninggal.
5.
Penatalaksanaan
distosia bahu
Hal-hal yang
dapat dilakukan dalam penatalaksanaan distosia bahu antara lain :
a)
Kesigapan dan
keterampilan penolong persalinan dalam mengatasi distosia bahu sangat
diperlukan.
b)
Melakukan traksi curam
bawah sambil meminta ibu meneran.
c)
Pakai sarung tangan DTT
atau steril
d) Lakukan
episiotomi secukupnya
e)
Setelah membersihkan
mulut dan hidung anak . lakukan upaya untuk melahirkan bahu anterior dari simfisis
pubis dengan berbagai menuver:
1) Penekanan
ringan pada suprapubik
2) Manuver
Mc Robert
3) Manuver
Wood
4) Persalinan
bahu belakang.
5) Manuver
Rubin
6) Pematahan
klavikula dilakuan dengan menekan klavikula anterior ke arah sympisis pubis
7) Kleidotomi
dilakukan pada janin mati yaitu dengan cara menggunting klavikula.
Manuver McRobert ini menjadi
single intervensi yang paling efektif harus
dilakukan pertama. Jika sebuah Manuver McRobert adalah manipula-
internal yang berhasiltion disarankan [3]. Pengiriman
lengan posterior adalah metode yang direkomendasikan
manipulasi internal untuk mandat
usia distosia bahu [3-5]. Dalam hal
ini mantan pasien hibited beberapa faktor risiko untuk
distosia bahu, yaitu obesitas dan grand-mulitparity. Sayangnya
ini juga meningkatkan morbiditas terkait
dengan operasi caesar dan pengiriman sehingga vagina
dianggap sebagai pilihan yang lebih aman.
Oleh karena itu sangat penting bahwa
staf di bangsal persalinan kompeten dalam menangani keadaan
darurat obstetrik seperti sebagai distosia bahu sesuai pedoman
klinis .
Terlepas dari biologi, kimia, psikologis dan bahaya kerja kebidanan, ada yang
tumbuh-bukti
dence dari luka fisik yang diderita
di tempat kerja. Musculo-
cedera tulang terdiri kelompok
terbesar kedua [6]. Cedera fisik seperti jari deformitas
palu sus-tained oleh dokter sementara
melakukan manuver untuk pengiriman lengan posterior belum
pernah dilaporkan dalam literatur. Cedera ini terjadi
karena pecahnya ekstensor tendon digital dekat penyisipan ke distal phalynx atau sekunder untuk fraktur
dasar [7].
Meskipun sering
terlihat pada atlet, itu juga dapat hasil dari trauma yang
tidak bersalah dan dapat menyebabkan per-kecacatan yang permanen jika
pengobatan tidak dicari atau ditunda [8].
Cedera tempat kerja memiliki dampak
yang besar pada staf masa sakit
ness ketidakhadiran yang pada
gilirannya memiliki bantalan yang signifikan pada
penyediaan layanan dalam sistem
kesehatan.
Antara April dan Juni 2009, rata-rata penyakit tingkat ketidakhadiran untuk NHS di
Inggris adalah 4,05%. Tinggi yang nomor est dilaporkan dalam asisten
kesehatan, keperawatan dan staf kebidanan. Penyakit tidak
adanya yang paling dilaporkan di profesional medis dan gigi. Dalam
kasus ini dijelaskan, dokter kandungan tidak mampu
melaksanakan setiap du- klinis ikatan termasuk panggilan dan rawat
jalan selama enam minggu. Kasus ini menambah daftar tumbuh
cedera oleh dokter kandungan dan
profesional lainnya dalam perawatan bersalin. Beberapa cedera umum termasuk
kembali strain, leher, tangan dan lengan cedera regangan berulang
berkelanjutan selama opera-pengiriman tive. Saat ini tidak ada
cara untuk menghindari ini cedera yang berpotensi dapat
menyebabkan cacat jangka panjang.Darurat latihan Obstetric fokus pada
ibu dan janin kesejahteraan, tapi mungkin
pelatihan harus diperluas ke meliputi meminimalkan risiko untuk
petugas kesehatan. Kesehatan staf perawatan secara umum harus
mengambil tanggung jawab pribadi dalam melaporkan cedera ini
berkelanjutan di tempat kerja sehingga mereka dapat didukung dan disarankan oleh
kesehatan kerja departemen. Mengambil tanggung jawab
untuk melaporkan insiden ini juga menyiratkan kejujuran dan
profesionalisme sehubungan dengan sikap petugas kesehatan. Pelaporan
kerja di-juri memfasilitasi staf untuk
mendapatkan dukungan yang diperlukan selama ketidakhadiran mereka dari pekerjaan
dan ketika mereka kembali bekerja.
REFERENSI
[1] Gherman, RB, Chauhan, S.,
Ouzounian, JG, Lerner, H.,
Gonik, B. dan Goodwin, TM (2006)
Distosia bahu:
The darurat obstetrik unpreventable
dengan empirik
pedoman manajemen. American
Journal of Obstetrics
dan Ginekologi, 195, 657-672.
[2] Focus Group Distosia Bahu (1998)
en- Rahasia
quiries ke lahir mati dan kematian
pada bayi. Kelima tahunan
laporan. Kesehatan Ibu dan Anak Research Consortium,
London, 73-79.
[4] Naef, RW dan Morrison, JC (1994)
Pedoman
manajemen distosia bahu. Journal
of Perinatol-
ogy, 14, 435-441.
[5] Levy, BS, Wegman, DH, Baron, SL
dan Sohas, RK
(2000) kesehatan kerja, mengenali
dan mencegah
pekerjaan penyakit terkait dan
cedera. 4 Edition, Williams
dan Wilkins, Lippincot.
[6] Mallet fraktur.
[7] Maitra, A. dan Dorani, B. (1993)
The memperlakukan konservatif
ment jari palu dengan belat
sederhana: Sebuah laporan kasus.
Archives of Emergency Medicine, 10, 244-248.
[8] Kantor Nasional Audit (2003)
Sebuah tempat yang lebih aman untuk bekerja: Im
membuktikan pengelolaan risiko
kesehatan dan keselamatan untuk staf
di percaya NHS. Nasional Laporan
Kantor Audit.
[9] Sickness Tarif Absen di NHS
(2009) Eksperimental
statistik. NHS Information Centre,
Tenaga Kerja da